I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 29 Juni 2012

Hukum berjabatan tangan setelah sholat


عن ابن عباس أنّ النبيّ  صم قال: تصا فحوا يذهب الغلّ عن قلوبكم (رواه البيهقى)
Dari Ibnu Abas sesungguhnya Nabi saw bersabda: berjabatan tanganlah kamu sekalian karena berjabatan  tangan itu bisa menghilangkan rasa dendam dan benci dari hatimu sekalian. (HR.Baihaqi)
Penjelasan:
Hadist ini saya baca dalam sebuah buku yang berjudul : Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Fatwa-fatwa tarjih Tanya Jawab Agama jilid 5 halaman 47. Didalam buku tersebut ada pertanyaan begini, Apa ada dasar hukumnya berjabatan tangan setelah sholat sunat atau setelah sholat wajib?. Majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: Berjabatan tangan antara sesama muslim adalah perilaku yang dianjurkan agama bagi umat muslim yaitu laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh al-baihaqi dari ibnu abas tersebut diatas.

Secara umum hadist meniko punya pengertian sebagai berikut: bersalaman atau berjabatan tangan adalah perbuatan yang dianjurkan untuk dilakukan sesama muslim. Laki-laki dianjurkan berjabatan tangan dengan laki-laki dan wanita dianjurkan berjabatan tangan sesama wanita. Jika perbuatan itu dilakukan maka  dampaknya atau efeknya bisa menghilangkan rasa dendam dan bisa menghilangkan rasa benci yang berarti dengan bersalaman atau dengan berjabatan tangan itu bisa menumbuhkan rasa kasih sayang dan bisa menumbuhkan rasa saling menyintai sesama orang islam.

Anjuran bersalaman atau anjuran berjabatan tangan dalam hadist ini tidak dibatasi oleh waktu dan tempat serta peristiwa tertentu. Oleh karena itu kita dapat melakukanya ketika pagi, siang,sore, malam, ketika berdiri,duduk,berbaring ketika diam atau berjalan, mukim atau musafir, ketika bertemu dan ketika berpisah ketika dalam majelis dan di luar majelis atau saat kapan saja kita boleh bersalaman atau boleh berjabatan tangan termasuk juga setelah sholat sebab setelah sholat itu termasuk ruang lingkup hal yang umum. Berarti menurut kontek ini berjabatan tangan setelah sholat itu tidak ada masalah alias boleh –boleh saja.

Dalam dunia fiqih berjabatan tangan atau bersalaman setelah sholat itu masuk ranah khilafiyah. Berjabatan tangan setelah sholat ada yang mengatakan perbuatan itu sunah karena dalil tentang bersalaman itu bersifat umum maka berlaku untuk umum pula kapan saja kita boleh bersalaman tidak dibatasi waktu dan tempat. Tapi disisi lain berjabatan tangan setelah sholat itu ada yang berpendapat bahwa perbuatan itu termasuk perbuatan yang bit’ah karena tidak ada contoh dari Nabi perihal berjabatan tangan setelah sholat. Bagi yang mengatakan bit’ah karena Nabi tidak memberi contoh secara rutin bahwa setiap selesai sholat beliau berjabatan tangan dengan sahabat. Tidak Nabi tidak melakukan berjabatan tangan secara rutinitas setelah sholat, karena Nabi tidak menyontoinya maka berjabatan tangan setelah sholat bukan dianggap syariat agama.

Bagi saya pribadi perbedaan pendapat ini saya ambil secara jalan kompromi. Jalan kompromi bagaimana? Berjabatan tangan setelah sholat jika perbutan itu niatnya disandarkan kepada perbuatan Nabi dalam kata yang lain wong Nabi yo ngono aku yo melu ngono sehingga seolah-olah bersalaman setelah sholat adalah ibadah yang terkait dengan sholat itu sendiri maka itulah tindakan yang salah. Tapi nek kapan  berjabatan tangan setelah sholat niate seje senajan nabi gak nyontoni tapi dampak’e iso nimbulno roso persaudaraan dan kecintaan terhadap sesama muslim maka boleh-boleh saja asal orang yang kita ajak salaman itu tidak pada waktu sedang khusuk berdzikir. Kesimpulane salaman yo kenek gak salaman yo kenek tergantung niate dewe-dewe. Kanggone sing salaman ojo sampek duweni pikiran mergo Nabi yo ngene. Kanggone sing gak salaman ojo sampek duwe pikiran mergo ngono iku dilarang Nabi. Aku dewe kadang2 yo salaman kadang2 yo gak tergantung situasi dan kondisinya. Inilah paparan saya secara ilmiyah perilah berjabatan tangan setelah sholat. Sekian trimakasih....


Jumat, 22 Juni 2012

RAGU ATAU LUPA SEWAKTU SHOLAT


عن ابن مسعود أنّ النبيّ صم صلىّ خمسا فقيل له, أزيد في الصلاة ؟ فقال وما ذالك؟ فقالوا, صلّيت خمسا, فسجد سجد تين بعد ما سلّم ( رواه الجماعة)
Dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi saw. Sholat 5 rokaat. Kemudian ditanya: apakah sholatnya ditambah? Nabi bersabda: apa yang telah terjadi? Para sahabat menjawab: Engkau telah sholat 5 rokaat. Kemudian Nabi sujud dua kali setelah salam. (HR.Jamaah)
Penjelasan:
Mengenai jumlah rokaat dalam sholat wajib meniko sampun dados ketentuanipun gusti Allah. Sebab sing gawe aturan ketentuane jumlah rokaat dalam sholat niku gusti Allah berarti jumlah rokaat dalam sholat itu jumlah yang sudah permanent, jumlah yang sudah baku, atau jumlah yang sudah patok bangkrong, patok  bangkrong ateges jumlah  yang sudah paten engge meniko boten saged ditambahi lan ugi boten saged dikurangi. Gak iso ditambahi lan gak iso dikurangi maksute yo kudu pas persis koyok dene ingkang sampun dipun tetep aken deneng gusti Allah.
Lamun sholat maghrib jumlahe kudu pas telung rokaat. Lamun sholat isyak jumlahe kudu pas patang rokaat. Lamun sholat subuh jumlahe kudu pas rong rokaat. Lamun sholat dhuhur jumlahe kudu pas patang rokaat. Lan semono ugo sholat asar jumlahe yo kudu pas patang rokaat.boten  angsal kurang lan boten angsal luweh. Lamun dewek sholat secara berjamaah jumlahe rokaat kolowau pasti selalu pas gak mungkin breset sebab kapan breset mesti dielengno makmume sehingga jumlah rokaat dalam sholat itunganya selalu tepat tidak sampai lebih dan juga tidak sampai kurang. Tapi kapan sholat ijen kemungkinan breset iku ono, soale gak ono sing ngelengno ing nalikane lali sewaktu sholat sehingga jumlah rokaat dalam sholatnya mungkin lebih atau mungkin kurang.
Trus kapan terpaksa jumlah rokaate lebih atau kurang jalaran lali njur kepiye solusine. Banjur kepiye cara mengatasinya. Nah dalam situasi yang seperti ini dunia fiqih akan memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap masalah ini.  Sampean ojo sok romongso gak tau lali sewaktu sholat. Ojo papak’e sak kelase dewek gak tau lali sewaktu sholat, wong sak kelase Nabi Muhammad saw niku wamon pernah mengalami lupa sewaktu sholat. Pada waktu nabi lupa jumlah rokaat sewaktu sholat, nabi tidak sholat sendirian tetapi beliau sholat berjamah bersama dengan para sahabat. Para sahabat sudah mengerti kalau sholat nabi itu kelebihan jumlah rokaat yang semestinya jumlah rokaat sholat isyak itu hanya empat rokaat tapi kali ini nabi menambah satu rokaat sehingga menjadi 5 rokaat. Para sahabat tidak berani mengingatkan mosok seh nabi kok lali gak  mungkin ah....paling-paling memang ada penambahan jumalah rokaat dalam sholat.sehingga nabi dibiarkan mengimami sholat isyak 5 rokaat.
Barang mari salam.nabi muhammad ditokoni: bi nabi pancen ono penambahan jumlah rokaat ta. Sampean kok ngimami sholat isyak limang rokaat padahal biasane patang rokaat. Nabi menjawab: aku mau ngimami patang rokaat opo limang rokaat? Sahabat menjawab: sampean mau ngimami limang rokaat. Njare Nabi Oh berarti aku mau lali sing bener iku patang rokaat dudu limang rokaat. Nek ngono berarti sholat dewek mau luweh sak rokaat. Luweh sak rokaat ateges sholat dewek mau kliru. Sebab kliru wis sak’iki ayo dibenerno bareng-bareng. Carene benerno nabi tidak mengulangi sholatnya tapi nabi memimpin sujud du kali dilakukan setelah salam dan do’a yang dibaca sama persis dengan yang dibaca ketika sujud dalam sholat normal ialah :subhanaka Allahumma robbana wabihamdika allahumaghfirli: jadi jumlah rokaat dalam sholat itu tidak boleh kurang dan juga tidak boleh lebih harus pas dengan ketentuan Allah. Kalau kurang harus ditambah, kalau lebih harus dilakukan sujud sahwi dua kali setelah salam.  Itulah contoh dari Nabi. Sekian.

Selasa, 19 Juni 2012

Batal tidak batal menyentuh lawan jenis setelah berwudhu


وعن عائشة قالت: فقدت رسول الله صم ليلة من الفراش فالتسمته فوضعت يديّ على باطن قدميه وهو في المسجد وهما منصوبتان "رواه مسلم"
Dari Aisyah ia berkata: Pada suatu malam saya kehilangan Rosulullah saw dari tempat tidur, kemudian saya merabanya dan tanganku memegang dua telapak kaki Rosulullah yang sedang tegak karena beliau sedang sujud (HR. Muslim)
Penjelasan:
Nabi Muhammad saw nek kapan turu karo bojone nok kamar iku koyok’e gak lampuan. Gak lampuan  ateges kamare dijarno peteng jalaran lampune dipateni. La kok wero nek kapan turune Nabi Muhammad iku gak lampuan. Iyo soale Aisyah tau kelangan Nabi banjur digrayangi, kata-kata digrayangi berarti peteng.lamon padang yo gak digrayangi. Wong asale turu wong loro kok ujuk-ujuk ilang. Wong asale aku diiringi Nabi barang nglilir tengah wengi la kok maleh aku turu ijen. Terus kiro-kiro pindah mrendi Nabi iki. Sebab suasana tanpa lampu engge meniko dalam suasana kamar yang gelap Aisya berusaha mencari suaminya, Aisyah berusaha menemukan suaminya tidak dilakukan dengan cara memanggil-manggil “Nabi-nabi sampean dimana” atau tidak dilakukan dengan cara menyalakan lampu tapi secara spontan Aisyah mencari Nabi itu dilakukan dengan cara tempat tidurnya digrayangi dengan menggunakan kedua tanganya.
Barang digrayangi gak lidok akhire kesanggul sikile Nabi. Mari ngono sikile Nabi mau dicekel karo Aisyah oh iki sikil sing tengen oh iki sikil sing kiwo tapi duplak’e Nabi kok ngadek. Gak ngonone lapo seh Nabi iki. Tibak’e anane duplak’e Nabi ngadek mergo waktu iku posisi Nabi sedang sujud melaksanakan sholat tahajut. Oh Yo bener wae aku kelangan sebab Nabi sedang sholat tahajut aliyas sholat wengi.
Menawi hadist meniko dipun fahami sakeng sisi dunia fiqih ada faham seperti ini. Ing naliko sikile Nabi digrayangi Aisyah pada saat itu status Nabi punya wudhu  karena beliau sedang dalam sholat berarti secara otomatis beliau dalam kaeadaan suci ateges punya wudhu. Nabi Muhammad yo ngerti nek kapan wong sing grayangi iku mau bojone dewe yoiku Aisyah. Dengan peristiwa itu Nabi Muhammad tidak menghentikan sholatnya tapi beliau meneruskan sholatnya. Faham sebagian ulamak oh nek ngono berarti wong sing duwe wudhu banjur kesenggol lawan jenisse ora sampek nyebabno batal-le wudhu sebab lamun wudhune bathal tentu Nabi Muhammad wudhu disek terus gek nerusno sholate. Dilanjutkanya sholat nabi setelah disentuh oleh Aisyah itu menunjukkan bahwa menyentuh kulit lawan jenis itu tidak sampai menyebabkan batalnya wudhu.
Nek kapan ono wong lanang mari wudhu terus njemok wong wedok utowo sebalik’e ono wong wedok mari wudhu terus kesenggol wong lanang ngene iki status wudhune ono sing ngarani bathal ono sing ngarani ora batal. Kanggone sing ngarani bathal yo otomatis kudu wudhu mane sak durunge sholat. Tapi kanggone wong sing ngarani ora batal berarti ura usah ngulangi wudhu mane tapi langsung sholat. Terus opo sebabe kok bedo pendapat. Sebab mengartikan firman Allah  “ au laamastumun nisak” itu berbeda. Yang pertama mengartkan bersetubuh dengan perempuan dan yang kedua mengartikan menyentuh perempuan. Kapan diartikan bersetubuh berarti njemok wong wedok ora batalno wudhu. Tapi kapan diartikan menyentuh berarti njemok wong wedok iku iso mbatalno wudhu. Menurut tarjih Muhammadiyah ikut faham yang mengatakan bahwa menyentuh lawan jenis itu tidak membatalkan wudhu buktinya nabi dipegang Aisya ketika sholat tidak wudhu kembali itu berarti wudhunya tidak batal. Dan faham inilah yang kami yakini kebenaranya untuk dipraktekkan dalam ibadah sehari-hari . sekian trim......



Jumat, 08 Juni 2012

ISTRI WAJIB MENURUTI AJAKAN SUAMI


وعن أبي هريرة رضي الله  عنه  قال: قال رسول الله صم إذا دعا الرّجل إمرأته إلى فراشه فأبت أن تجيئ فبات غضبان عليها لعنتها الملائكة حتّى تصبح "متفق عليه"

Dan dari Abu Huroiroh ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila laki-laki mengajak istrinya ketempat tidurnya kemudian ia menolak untuk datang lalu laki-laki itu tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh malaikat sampai subuh.(HR.Bukhori Muslim).
Penjelasan:
Hadist ingkang kulo waos kalowau insya Allah sedoyo ibu-ibu meniko sampun mengertos maksud lan isinipun. Hadist meniko dipun tujuk-aken dumateng ibu-ibu bahkan secara garis besar hadist meniko isinipun engge meniko mengancam dumateng ibu-ibu rumah tangga. Banjur ingkang bade kulo gali sakeng hadist kolowau engge meniko memahaminya dari sisi hukum fiqih. Ternyata disini ada dua hukum engge meniko hukum haram dan hukum wajib. Pramilo sakeng meniko Kados pundi caranipun kito saged nyemerapi hukum harom lan Kados pundi caranipun kito saged nyemerapi hukum wajib kolowau? Penjelasanipun kados mekaten.
Nek kapan ono wong lanang duwe karep ngumpuli bojone biasane iku wis gak tebeng aling-aling, langsung diomongno terang-terangan maksud karepe kolowau tanpa menggunakan bahasa isyarat dan tanpa malu-malu. Disaat wong lanang nyudohno kekarepane marang wong wedok mongko sing wedok yo paham tur ngerti bele bojone kepengen kumpul secara suami istri. Tapi kadang-kadang ono lho wong wedok iku sing nolak, nolak dalam arti ora gelem gladeni utowo ora gelem nglayani bojone, mongko nolak’e wong wedok terhadap  kemauan ajakan suami itulah yang menyebabkan lahirnya hukum harom. Berarti selagi seorang istri itu tidak ada udzur secara syar’i maka wajib menuruti kemauan ajakan suami dimanapun kapanpun siang pagi sore malam seorang istri harus selalu siap dan tidak boleh menolak sama sekali.
Jadi menolak itu hukumnya harom dan melayani itu hukumnya wajib. Maka semua istri wajib tau dan wajib mengerti perihal dua hukum disini engge meniko hukum harom dan hukum wajib sehingga dalam perjalanan rumah tangganya tidak ada kata menolak dan yang ada adalah wajib melayani suami dalam segala kondisi.
Nek kapan kepekso sing wedok iku nolak sampek dadekno muring-muringe utowo sampek dadekno mangkele pikirane sing lanang sebab ora dituruti kekarepane mongko ancaman yang dijatuhkan kepada sang istri engge meniko bakal dipun laknat deneng poro malaikat. Trus kapan wis temen dilaknat deneng poro malaikat mongko sedoyo ibadae dadi percuma. Lamun sembahyang yo dadi sembahyang sing percuma, lamun khaji yo dadi khaji sing percuma, lamun poso yo dadi poso sing percuma,mulo supoyo ibadahe gak dadi ibadah sing percuma yo wong wedok-wedok iku baktio marang wong lanang,turutono lan ladenono karepe wong lanang ojo sampek sekali-kali nolak sebab prilaku nolak iku dilarang deneng gusti Allah lan prilaku nuruti hasrate bojo lanang iku dianggap ibadah ingkang menawi dipun laksanak’aken meniko bakal angsal ganjaran sakeng gusti Allah.
Kulo kinten mekaten penjelasan kulo sakeng hadist kolowau sebagi tambahan pengetahuan dari sisi hukum fiqih mengenai hukum harom dan wajib dalam hal menolak dan melayani hubungan suami istri. Semoga kita sudah faham semua dan bisa kita trapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin yarobal alamn. sekian trimakasih...dan wassalam......