I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumat, 20 Juli 2012

SHOLAT MALAM SELALU DIKERJAKAN NABI saw SEBANYAK 11 ROKAAT


عن ابن عبّاس قال: في قصّة مبيته عند ميمونة رضي الله عنها فصّلى ركعتين خفيفتين قد قرأ فيهما بأمّ القرأن في كلّ ركعة ثمّ سلّم. ثمّ صلّى حتّى صلّى إحدى عشرة ركعة بالوتر ثمّ نام (رواه أبو داود)
Dari Ibnu Abbas ia berkata dalam kisahnya ketika ia bermalam di rumah Maimunah ra. Nabi saw selalu sholat dua rokaat pendek-pendek membaca surat al-fatekha dalam setiap rokaatnya. Kemudian salam. Lalu sholat sebelas rokaat yang ditutup dengan witir kemudian tidur. (HR Abu Dawud)
Penjelasan:
Hadist meniko kulo fahami kados mekaten. Ibnu Abbas meniko nate nginep wonten ing griyane Rosulullah saw. Sebab Ibnu Abbas nginep wonten ing griyane Rosulullah berarti Ibnu Abbas turu sak omah karo Nabi Muhammad saw. Sebab Ibnu Abbas turu sak omah karo Nabi mongko Ibnu Abbas ngeweroi E tibak’e bengi tengah wengi usume wong podo turu sekitar jam 2 sampek jam 3 bengi Rosulullah saw bangun malam kaperlu melaksanakan sholat tahajut. Sak durunge Nabi Muhammad saw sholat tahajut beliau sholat iftitah 2 rokaat yang pendek-pendek. Sak marine Nabi Muhammad sholat iftitah 2 rokaat banjur Nabi Muhammad nemeruskan sholat tahajut yang langsung ditutup dengan sholat witir sebanyak 11rokaat. Trus Nabi kapan sholat traweh opo jumlah rokaate iku yo podo 11 rokaat koyo dene sholat tahajut. Untuk menjawab pertanyaan ini kami mengacu kepada Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim yaitu hadis dari Aisyah. Ketika Aisyah ditanya tentang sholat malam Rosulullah ia menjawab bahwa Rosulullah tidak pernah melakukan sholat malam dibulan Romadhon maupun diluar bulan Romadhon melebihi 11 rokaat.
Dari sini kita dapat pemahaman oh nek ngono berarti sholat malam yang dilakukan oleh Rosulullah itu selalu 11 rokaat baik diluar bulan romadhon maupun didalam bulan romadhon. Cara pelaksanaanya sama dan jumlah rokaatnya juga sama tapi beda nama. Sholat malam yang dilakukan oleh Rosulullah diluar bulan Romadhon itu disebut dengan istilah sholat lail atau sholat tahajut akan tetapi sholat malam yang dilakukan oleh Rosulullah didalam bulan romadhon itu disebut dengan istilah sholat Qiyamu Romadhon atau biasa kita sebut dengan istilah sholat traweh.
Nah sekarang antara Rosulullah dengan kita itu ada perbedaan. Perbedaanya kados pundi. Engge meniko Sholat malam 11 rokaat itu selalu dilakukan oleh Rosulullah baik diluar bulan romadhon maupun didalam bulan romadhon. Sementara kita baru bisa melaksanakan sholat traweh 11 rokaat hanya dimalam bulan romadhon. Sedang diluar bulan romadhon sedikit sekali orang yang bisa melakukan sholat malam 11 rokaat. Jika ada orang yang bisa melakukanya maka perbuatan itu adalah prilaku para Nabi, maka perbuatan itu adalah prilaku para sahabat nabi, maka perbuatan itu adalah prilaku para tabiin dan perbuatan itu adalah prilaku para ulamak.
Mengapa sholat tahajut harus kita lakukan sebanyak 11 rokaat. Dan mengapa pula sholat traweh itu juga harus kita lakukan 11 rokaat? Jawapane engge meniko sebab koyok ngono toto coroe Nabi Muhammad saw didalam memberikan contoh kepada ummatnya dalam hal jumlah rokaat untuk sholat tahajut atau sholat traweh ialah 11 rokaat. Maka 11 rokaat itulah yang kita buat kiblat dalam pelaksanaan sholat tahajut atau sholat traweh. Semoga 11 rokaat yang kita lakukan dalam sholat traweh meniko saged kito terusaken diluar bulan romadhon ingkang kawastanan kalian istilah sholat tahajut. Sepertinya itulah pokok pikiran dalam hadis yang saya baca diatas semoga bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Amin yarobal alamin. Sekian trimakasih.

Jumat, 13 Juli 2012

Status jum’atan yang terlambat


عن جابر رضي الله عنه قال: دخل رجل يوم الجمعة ورسول الله صم يخطب فقال صلّيت؟ قال لا قال فصلّ ركعتين (رواه الجماعة)
Dari Jabir ra berkata: seorang laki-laki pada hari jum’at masuk masjid dan Nabi sedang khutbah,Nabi bertanya engkau sudah sholat? Laki-laki itu menjawab: belum, Nabi bersabda: sholatlah dua rokaat.(HR. Al-Jamaah)
Penjelasan:
Hadist meniko saya gambarkan sebagai berikut: nek kapan dino jum’at,  zaman Nabi Muhammad saw sing dadi khotib yo Nabi Muhammad. Ateges Nabi Muhammad saw  meniko ingkang maringi  khutbah banjur poro shahabat meniko ingkang mirengaken khutbah. Lhah Sak durunge Nabi Muhammad ngadek kaperlu miwiti khutbah sedoyo poro shahabat sedoyo kaum muslimin muslimat meniko sampun  siap berada didalam masjid engge meniko siap mendengarkan khutbah yang akan disampaikan oleh Rosulullah saw. Ketika waktu khutbah sudah masuk Rosulullah saw langsung berdiri diatas mimbar untuk memulai khutbahnya dan para sahabat mulai berkonsentrasi mendangarkan dengan seksama isi materi khutbah yang disampaikan oleh Rosulullah saw. Karena khotib dan mustamiin sudah siap memulai jum’atan maka suasana khutbah juma’t pada zaman Nabi benar-benar berlangsung dengan khidmat tanpa ada yang tertinggal atau datang terlambat.
Tau-tau pada suatu hari ada orang datang jum’atan tapi terlambat. Biasanya Nabi kalau sudah berdiri khutbah sudah tidak ada orang yang terlambat tapi kali ini ada orang yang terlambat. Orang ini dikatakan terlambat karena nabi sudah mulai khutbah ternyata dia baru datang dan masuk kedalam masjid. Orang ini dipandang aneh karena zaman Nabi tidak terbiasa jum’atan terlambat. Tau-tau ada orang datang terlambat. Karena dia datang terlambat lalu dia tidak melakukan sholat takhiyatul masjid. Lalu orang ini ditanyai Rosulullah swa: Hai Rojul apakah kamu sudah sholat takhiyatul masjid. Dia menjawab: belum ya Rosul. Kalau belum berdirilah kamu dan sholatlah dua rokaat serta janganlah kamu ulangi lagi perbuatanmu itu.
Hal penting disini ingkang saged kito  ambil sebagai pelajaran engge meniko: nek kapan ono wong nekani jum’atan banjur khotib sampun khutbah mongko wong mau status juma’atane engge meniko status kari. Status jumatanya adalah status terlambat. Jaman Rosulullah wong sing kari jum’atan alias terlambat Rosulullah menyikapinya setengah muring-muring, dengan bersabda: lhe mene mane ojo  kari. Lhe Mene mane ojo baleni, lhe mene mane pok nekani jum’atan sak durunge khotib mungga mimbar. Pesan moral dari sikap Rosulullh ini engge meniko pok nekani jum’atan sak durunge khotib mungga mimbar. Berarti jumatan pada zaman Nabi ketika khotib sudah naik mimbar para mustamiin sudah siap mendengarkan didalam masjid dan tidak ada yang datang terlambat. Adapun ada orang yang datang terlambat yang diceritakan dalam hadis ini adalah supaya dibuat pelajaran bagi kita semua agar hendaknya jum’atan k ita itu jangan sampai terlambat seperti yang telah dicertiakan dalam hadist tersebut diatas.
Jika terpaksa jum,atan kita itu terlambat maka resikonya, adalah kita tidak akan mendapat bagian pahala jum’atan yang sudah diatur menjadi 5 bagian. Bagi Yang datang urutan nomor pertama maka dia akan mendapat pahala seharga binatang unta. Bagi yang datang urutan nomor kedua maka dia akan mendapat pahala seharga binatang sapi. Bagi yang datang urutan nomor ketiga maka dia akan mendapat pahala seharga binatang kambing. Bagi yang datang urutan nomor ke empat maka dia akan  mendapat pahala seharga binatang ayam. Dan bagi yang datang urutan nomor kelima maka dia akan mendapat pahala seharga telur ayam. Dan apabila khotib sudah mulai berkhutbah maka malaikat menutup bukunya untuk ikut serta mendengarkan khutbah. Dari kacamata fiqih berarti rugi besar bagi orang islam yang mendatangi jum’atan dengan status terlambat karena dia  tidak akan mendapatkan jatah pahala dari 5 bagian pahala yang disediakan. Semoga kuliah subuh saya ini dapat mengingatkan kembali diri kita untuk tidak datang jumatan dengan status terlambat tapi mendatangi jumatan sebelum khutbah dimulai. Sekian trim.....

Senin, 09 Juli 2012

SURAT YANG DIBACA DALAM SHOLAT JUM’AT DAN SHOLAT ID

عن النعمان بن بشير رضي الله عنه قال: كان النبيّ صم يقرأ فى العيدين وفي الجمعة سبّح اسم ربّك الأعلى وهل أتاك حديث الغاشبة قال: وإذا اجتمع العيد والجمعة في يوم واحد يقرأ بهما في صلاتين (رواه الجماعة الاّ البخاريّ وابن ماجه)
Diriwayatkan dari Nukman bin Basyir ra ia berkata: Nabi saw selalu membaca pada sholat kedua hari raya (idul fitri dan idul adha) dan sholat jum’at yaitu membaca surat al-a’la dan surat al-ghosyiyah. Apabila berkumpul hari raya dan jum’at pada suatu hari Nabi saw membaca surat-surat itu di kedua-dua sholat. (HR.al-jamaah kecuali bukhori dan ibnu majah) sumber:Tanya Jawab Agama 5 suara Muhammadiyah hal. 50
Penjelasan:
Hadist meniko menjelaskan tiga macam sholat, ingkang pertama engge meniko sholat hari raya idul fitri, ingkang kaping kalih engge meniko sholat hari raya idul adha, lan ingkang kaping tigo engge meniko sholat jum’at. Saben-saben imam sing dikek’i tugas ngimami sholat hari raya idul fitri, utowo dikek’i tugas ngimami sholat hari raya idul adha, utowo dike’ki tugas ngimami sholat juma’t mongko imam-imam tersebut kedah berkiblat dumateng hadist meniko engge meniko meniru dan mencontoh prilaku Rosulullah saw ingdalem moco ayat-ayat al-qur’an khususipun ing naliko ngimami  sholat dua hari raya lan ing naliko ngimami sholat jum’at. Pada rokaat pertama Rasulullah saw selalu membaca surat al-a’la dan pada rokaat kedua beliau selalu membaca surat al-ghosyiyah.
Nabi Muhammad saw selalu membaca surat al-a’la dan selalu membaca surat al-ghosyiyah. Kedua surat ini selalu dibaca oleh Rosulullah dalam tiga sholat ialah sholat idul fitri-sholat idul adha dan sholat jum’at. Surat al-a’la dibaca pada rokaat pertama dan surat al-ghosyiyah dibaca pada rokaat kedua. Sebab rokaat pertama dalam sholat idul fitri-dalam sholat idul adha dan dalam sholat jum’at Rasulullah selalu membaca surat al-a’la maka secara hukum fiqih kita akan mendapat kesunatan dari Rasulullah apabila kita mau meniru prilaku tersebut. Sebab rokaat kedua dalam sholat idul fitri-dalam sholat idul adha dan dalam sholat jum’at Rasulullah selalu membaca surat al-ghosyiyah maka secara hukum fiqih kita akan mendapat kesunatan dari Rasulullah apabila kita mau meniru prilaku tersebut.
Poin yang kedua dalam hadist ini engge meniko maringi semerap dumateng kito bele sholat hari raya idul fitri atau sholat hari raya idul adha menawi jatuh pada hari jum’at atau bersamaan dengan hari jum’at bukan berarti Rasulluh premi jum’atan tetapi Rasulullah tetap melakukan sholat jum’at dan surat yang dibaca dalam kedua sholat itu yakni sholat id dan sholat jum’at pada rokaat pertama beliau membaca surat al-a’la dan pada rokaat kedua beliau membaca surat al-ghosyiyah.
Secara pribadi kulo dereng nate ngimami sholat hari raya idul fitri ugo dereng nate ngimami sholat hari raya idul adha tapi ngimami sholat jum’at selalu saya lakukan setiap dua bulan sekali. Setidak-tidaknya kalau saya punya jadwal ngimami sholat jum’at maka saya selalu dituntun oleh hadist ini untuk berperilaku seperti Rasulullah engge meniko rokaat pertama membaca surat al-a’la dan rokaat kedua membaca surat al-ghosyiyah. Pemahaman ini akan selalu saya pegang untuk pedoman diri saya dalam menjalankan sunah Rasul engge meniko membaca surat al-a’la dan membaca surat al-ghosyiyah ketika ngimami sholat idul fitri-ketika ngimami sholat idul adha dan ketika ngimami sholat jum’at. Inilah kajian saya dalam mendalami dunia fiqih yang kami lakukan seminggu sekali semoga dapat menambah ilmu dan wawasan agama islam sehingga setiap ibadah yang kita lakukan selalu berkiblat kepada baginda Rosulullah saw. Sekian trimaksih wassalam.