Nabi Muhammad saw pernah menjadi
makmum masbuk
عن
المغيرة بن شعبة قال: تخاّفت مع رسول الله صلعم في غزوة تبوك فتبرّز وذكر وضوءه
ثمّ عمد الناس وعبد الرّحمن يصلّي بهم فصلّى مع النّاس الرّكعة الآخيرة فلمّا سلّم
عبد الرّحمن قام رسول الله صلعم يتمّ صلاته فلمّا قضاها أقبل عليهم فقال قد أحسنتم
وأصبتم يغبطهم أن صلّوا الصّلاة لوقتها (متفق عليه)
Penjelasan: disaat situasi berbahaya
yaitu situasi antara hidup dan mati dalam perang Tabuk ternyata tidak
menyebabkan terhentinya kegiatan sholat berjamaah. Tegese senajan dalam keadaan
perang sholat berjamaah tetap ditegakkan apalagi dalam keadaan situasi yang
aman. Oleh karena itu selagi kita posisinya berada dirumah berarti sholat kita
diharuskan berjamaah wong posisi perang saja sholatnya berjamaah apalagi posisi
dirumah yang keadaanya aman. Ini menunjukkan betapa pentingnya nilai sholat
berjamaah itu untuk ditegakkan meskipun dalam situasi perang. Sholat dalam situasi perang seperti itu Nabi
Muhammad saw pernah menjadi makmum masbuk karena beliau ada udhur buang air
besar. Maka sahabat Abdur rohman diangkat menjadi imam sholat untuk
menggantikan Rosulullah saw. Ketika
Rosulullah saw sudah selesai buang air besar lalu beliau bergabung ikut sholat
berjamaah yang dipimpin oleh sahabat Abdur rohman tapi hanya menangi pada rokaat
yang terakhir saja. Oleh karena itu ketika Abdur rohman salam lalu Rosulullah
saw berdiri untuk menyempurnakan rokaat sholat yang tertinggal. Setelah itu
Nabi bersabda: sungguh kalian telah berbuat baik dan berlaku benar karena telah
menunaikan sholat tepat pada waktunya. Hadis ini memberikan pengertian kepada
kita semua oh nek ngono berarti status sholat Nabi pada waktu itu tidak
berstatus sebagai imam tapi berstatus sebagai makmum masbuk yakni orang yang
tertinggal dalam kegiatan sholat berjamaah. Yang menyebabkan Nabi saw menjadi
makmum masbuk adalah karena pada waktu sholat akan dimulai beliau ada udhur
buang hajat air besar alias berak ke kamar kecil. Mungkin ini scenario yang
sengaja diciptakan oleh Allah swt untuk memberi pelajaran kepada umatnya perihal
orang yang tertinggal dalam sholat bisa langsung mencontoh dan meniru
sebagaimana yang diperagakan oleh baginda Nabi yaitu berdiri setelah imam salam
untuk menyempurnakan sholatnya.
Kesimpulanya:
1. Orang
yang tertinggal dalam sholat itu manusiawi buktinya Nabi pun pernah
mengalaminya. Oleh karena itu kalau sampean menjadi makmum masbuk maka sampean
harus mengerti aturanya makmum masbuk.
2. Nabi
itu yo ngimami orang yo diimami orang. Oleh karena itu jangan sampai kita
sholat berjamaah pada waktu ngimami saja. Meskipun tidak waktunya ngimami tetap
harus sholat berjamaah.
3. Selama
hidupnya Nabi pernah menjadi makmum masbuk 2 kali. Yang pertama diimami Abu
Bakar karena pada waktu itu Nabi ada udhur datang dari bepergian sehingga
sholatnya tertinggal. Dan yang kedua diimami Abdur rohman kerena pada saat itu
Nabi ada udhur gudu ngising sehingga sholatnya tertinggal.
4. Dalam
situasi gawat saja sholat jamaah masih dijalankan apalagi dalam situasi aman.
Dalam hadis tersebut dinyatakan bahwa Nabi itu senang kalau sholat jamaah itu
dilaksanak tepat waktu. Oh nek ngono berarti lamun dewek iki wong iman sing
sejati terus iso mraktekno hadis iki berarti kapan krungu adzan dhuhur asar
maghrib isyak subuh langsung ditekani sehingga sholatnya tepat waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar