عن ابن عبّاس رضي الله عنهما أنّ رسول الله ص م قال: لو أنّ أحدكم إذا أتى أهله قال: بسم الله أللهّم جنّبنا الشّيطان وجنّب الشيطان ما رزقتنا. فإن قدّر بينهما في ذالك ولد لن يضرّ ذالك الولد الشيطان ابدا " رواه الجماعة إلاّ النّسائيّ "
Dari Ibnu Abas ra: bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Kalau salah seorang diantara kamu bercampur dengan istrinya lalu membaca: bismillahi allahumma jannibnas syaithona wa jannibis syaithona ma rozaktana (dengan menyebut nama Allah ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syetan dari rizqi yang engkau berikan kepada kami. Maka jika Allah mentaqdirkan anak dalam percampuran itu maka anak itu tak akan diganggu syaithan selama-lamanya.(HR. Jamaah kecuali Nasai)
Penjelasan:
Hadis kolowau isinipun engge meniko njelas aken tentang proses reproduksi seorang anak dalam sebuah keluarga atau dalam sebuah rumah tangga. Dalam sebuah rumah tangga meniko saged nglahir aken seorang anak melalui hubungan badan antara suami dan istri. Dalam peristiwa hubungan badan antara suami dan istri dalam sebuah keluarga maka dalam peristiwa itu ada pesan moral dari agama islam yang amat sangat penting dan perlu untuk dikerjakan engge meniko proses hubungan badan antara suami dan istri meniko kedah dipun awali kalian menyebut asma Allah ingkang dipun lanjut aken kalian berdo’a.
Dalam kontek bahasa ini reproduksi seorang anak yang dilakukan oleh suami dan istri melalui hubungn badan meniko boten sedoyo tiang mengawalinya atau memulainya dengan menyebut asma Alla yang kemudian dilanjutkan dengan berdo’a. Sekarang pertanyaanya nek kapan wis jelas bele reproduksi seorang anak itu harus dimulai dengan menyebut asma Allah dan kemudian berdo’a tapi kenapa dalam prakteknya ada yang berdo’a dan ada pula yang tanpa berdo’a. Jawabanya sebab pengetahuan seseorang dalam konsep agama khususnya reproduksi anak itu berbeda-beda. Nek kapan uwong iku duwe pengetahuan agomo sing mateng insya Allah gak lali dongoe. Sebalik’e nek kapan uwong iku ora duwe pengetahuan agomo sing mateng biasane lali dongo masalae ora apal dongo sing kudu diwoco ogo ora ngerti bele prilaku gawe anak iku senajan gak dongo dikiro ora opo-opo padahal jelas iku dadi syarat mutlaq untuk dilakukan oleh seorang ayah disaat menanam benihnya dirahim sang istri.
Dados hubungan suami istri ingkang dipun sebut dengan bersetubuh meniko secara hukum fiqih itu harus dilakukan dengan memulai menyebut nama Allah lalu dilanjutkan dengan berdo’a. Gusti Allah maringi jaminan bele manawi dewek meniko purun dongo banjur hubungan suami istri kalowau dipun takdir aken deneng gusti Allah dadi anak mongko anak kolowau mboten bade dipun ganggu deneng syaitan dalam batas waktu yang selama-lamanya. Oh Nek ngono berarti gawe anak sing sholeh iku koncine engge meniko nyebut nama pengerane yoiku menyebut asma Allah atau menyebut nama Allah dengan ucapan “bismillahi” sak marine ngono banjur diterusno dongo “allahumma jannibnas syaithona wa jannibis syaithona ma rozaktana” (dengan menyebut nama Allah ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syetan dari rizqi yang engkau berikan kepada kami.
Sebab senjatae anak sing sholeh iku diawali dengan menyebut nama Allah dan berdo’a maka setiap pasangan suami istri wajib tau prosedur ini untuk sebisa mungkin menyebut nama Allah dan berdo’a ketika melakukan hubungan suami istri agar anak yang akan dilahirkan nanti menjadi anak yang sholeh sholikhah yang bisa berbakti kepada kedua orang tuanya. Semoga kita sudah faham semua dan bisa kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sekian trimakasih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar