عن عائشة قالت: تزوّجنى رسول الله ص م في شوّال وبنى بي في شوّال, فايّ نساء رسول الله ص م كان احظى عنده منّي؟ وكانت عائثة تستحبّ أن يدخل نساؤها في شوّال. رواه احمد ومسلم والنّسائيّ
Dari Aisyah ia berkata: Rasulullah saw mengawini aku pada bulan Syawal dan memulai membangun rumah tangga denganku juga pada bulan Syawal. Maka istri Rasulullah yang manakah yang lebih beruntung daripada aku disisinya? Sedang Aisyah merasa senang perempuan-perempuanya memasuki rumah tangga pada bulan Syawal. (HR. Ahmad, Muslim dan Nasa)
Penjelasan:
Dari sisi hukum fiqih hadist meniko mengandung hukum sunnat engge meniko tiang islam dipun sunat-aken menikah pada bulan Syawal. Hal meniko tentunipun dipun rujuk dumateng perilaku Rasulullah saw bele beliau menikahi Aisyah meniko terjadi pada bulan Syawal. Sebab Rasulullah saw mengawini Aisyah pada bulan Syawal maka bulan Syawal tersebut dipun ambil secara hukum fiqih engge meniko bulan yang sunah untuk melangsungkan suatu pernikahan. Cara saya berfikir seperti ini tentu konteknya saya sesuaikan dengan materi atau pelajaran fiqih yang saya pegang dalam tugas kuliah subuh ini.
Dari sisi hukum fiqih hadist meniko mengandung hukum sunnat engge meniko tiang islam dipun sunat-aken menikah pada bulan Syawal. Hal meniko tentunipun dipun rujuk dumateng perilaku Rasulullah saw bele beliau menikahi Aisyah meniko terjadi pada bulan Syawal. Sebab Rasulullah saw mengawini Aisyah pada bulan Syawal maka bulan Syawal tersebut dipun ambil secara hukum fiqih engge meniko bulan yang sunah untuk melangsungkan suatu pernikahan. Cara saya berfikir seperti ini tentu konteknya saya sesuaikan dengan materi atau pelajaran fiqih yang saya pegang dalam tugas kuliah subuh ini.
Jadi Rasulullah saw menikah pada bulan syawal itu memiliki latar belakang sejarah budaya masyarakat jahiliyah. Masyarakat Jahiliyah dulu itu punya keyakinan bahwa mereka itu tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena mereka takut terjadi malapetaka. Budaya masyarakat jahiliyah yang seperti itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya pada bulan Syawal, Allah swt menurunkan wabah penyakit sehingga banyak orang yang mati atau banyak orang yang meninggal dunia termasuk beberapa pasangan penganten kalau gak cerai ya meninggal dunia, maka atas dasar peristiwa itu masyarakat jahiliyah punya keyakinan bahwa mereka tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal karena bulan syawal dianggap sebagai bulan yang sial.
Keyakinan masyarakat jahiliyah bele bulan syawal meniko dipun yakini sebagai bulan yang sial untuk pernikahan ternyata hal meniko mboten sesuai kalian aqidah islam. Islam menganggap bele keyakinan ingkang kados mekaten kolowau sami mawon kalian kepercayaan khurofat. Pramilo sakeng meniko Rasulullah saw ingin merubah keyakinan khurofat kolowau engge meniko dipun rubah kalian keyakinan islam. Caranya merobah tidak lewat pidato seperti ini tapi Rasululluh merubahnya lewat contoh dan perilaku beliau secara langsung. Ateges Rasulullah menggambarkan bele bulan syawal itu bukan bulan yang sial untuk pernikahan tapi justru bulan yang baik untuk pernikahan. Hal Itu beliau tidak menggambarkan lewat kata-kata tapi beliau menggambarkan lewat perbuatan engge meniko Rasulullah langsung memberikan contoh ialah beliau mengawini Aisyah pada bulan Syawal. Pesan moral yang diberikan oleh Rasulullah terhadap masyarakat jahiliyah pada saat itu ialah jangan takut menikah pada bulan syawal karena bulan syawal bukanlah bulan yang sial untuk pernikahan tapi justru bulan yang baik untuk pernikahan.
Jadi menurut fiqih, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. Ateges sopo sing menikah pada bulan syawal iku bakal angsal kesunatan sakeng Rasulullah sebab Rasulullah mengawini istri-istrinya itu banyak yang terjadi pada bulan syawal. Sekaligus hadist tersebut menolak budaya, keyakinan dan tradisi masyarakat jahiliyah yang punya anggapan bahwa menikah pada bulan Syawal itu sial. Dari sini kita dapat wawasan bahwa sebaiknya kalau kita melangsungkan akad pernikahan itu kita rencanakan pada bulan syawal supaya dapat kesunatan dari Rasulullah saw. Kiranya seperti itu yang dimaksud hadist yang saya baca diatas. Sekian.
Keyakinan masyarakat jahiliyah bele bulan syawal meniko dipun yakini sebagai bulan yang sial untuk pernikahan ternyata hal meniko mboten sesuai kalian aqidah islam. Islam menganggap bele keyakinan ingkang kados mekaten kolowau sami mawon kalian kepercayaan khurofat. Pramilo sakeng meniko Rasulullah saw ingin merubah keyakinan khurofat kolowau engge meniko dipun rubah kalian keyakinan islam. Caranya merobah tidak lewat pidato seperti ini tapi Rasululluh merubahnya lewat contoh dan perilaku beliau secara langsung. Ateges Rasulullah menggambarkan bele bulan syawal itu bukan bulan yang sial untuk pernikahan tapi justru bulan yang baik untuk pernikahan. Hal Itu beliau tidak menggambarkan lewat kata-kata tapi beliau menggambarkan lewat perbuatan engge meniko Rasulullah langsung memberikan contoh ialah beliau mengawini Aisyah pada bulan Syawal. Pesan moral yang diberikan oleh Rasulullah terhadap masyarakat jahiliyah pada saat itu ialah jangan takut menikah pada bulan syawal karena bulan syawal bukanlah bulan yang sial untuk pernikahan tapi justru bulan yang baik untuk pernikahan.
Jadi menurut fiqih, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. Ateges sopo sing menikah pada bulan syawal iku bakal angsal kesunatan sakeng Rasulullah sebab Rasulullah mengawini istri-istrinya itu banyak yang terjadi pada bulan syawal. Sekaligus hadist tersebut menolak budaya, keyakinan dan tradisi masyarakat jahiliyah yang punya anggapan bahwa menikah pada bulan Syawal itu sial. Dari sini kita dapat wawasan bahwa sebaiknya kalau kita melangsungkan akad pernikahan itu kita rencanakan pada bulan syawal supaya dapat kesunatan dari Rasulullah saw. Kiranya seperti itu yang dimaksud hadist yang saya baca diatas. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar