Perintah kepada imam agar mempercepat sholat asal tetap sempurna
Oleh bapak Muntaha, S.Ag, S.Pd
عن أبي هريرة أنّ النّبيّ
صلعم قال: إذا أمّ أحدكم النّاس فليخفّف فإنّ ورائه الصغير والكبير والضّعيف
والمريض فإذا صلىّ وحده فليصلّ كيف شاء
Bersumber
dari Abu Huroiroh bahwa Nabi saw pernah bersabda: Apabila salah seorang dari
kamu menjadi imam hendaknya mempercepat sholatnya, karena dibelakangnya ada
anak kecil, ada orang tua, ada orang yang lemah, dan ada orang yang sakit.
Apabila sholat sendirian ia boleh sholat sekehendak hatinya.
Penjelasan:
Hadist
ini mengatur orang yang bertugas menjadi imam sholat. Orang yang bertugas menjadi
imam sholat tidak boleh ngimami sholat atas dasar kemauanya sendiri semata
tetapi orang yang ngimami sholat itu harus atas dasar prosedur dan petunjuk
agama sebagaimana yang diterangkan dalam hadist ini. Jadi hadist ini ditujukan
kepada orang yang ngimami sholat subuh, ditujukan kepada orang yang ngimami
sholat dhuhur, ditujukan kepada orang yang ngimami sholat asar, ditujukan
kepada orang yang ngimami sholat maghrib, dan ditujukan kepada orang yang
ngimami sholat isyak. Jadi para imam sholat harus menggunakan rambu-rambu
ukuran durasi waktu yang digunakan untuk ngimami perihal panjang dan pendeknya
sholat yang ia imami.
Secara
garis besar seorang imam yang ngimami sholat baik itu sholat subuh, sholat
dhuhur, sholat asar, sholat maghrib maupun sholat isyak maka sholatnya tidak
boleh diperpanjang. Sholatnya tidak boleh diperpanjang pengertianya ialah
sholatnya harus diperpendek. Mengapa imam sholat yang ngimami orang banyak
diperintahkan memperpendek sholatnya? Jawabnya ialah karena orang banyak yang
diimami mempunyai kekuatan fisik yang berbeda-beda serta mempunyai keperluan
yang berbeda-beda pula. Penjelasan dalam hadist ini orang yang diimami itu ada
empat macam keadaan. Empat macam keadaan itu ialah 1. Makmum sholat itu ada
yang terdiri dari anak kecil. 2. Makmum sholat itu ada yang terdiri dari orang
tua. 3. Makmum sholat itu ada yang terdiri dari orang yang lemah. 4. Dan makmum
sholat itu ada yang terdiri dari orang yang sakit. Karena kondisi orang yang
diimami itu berfariasi maka seorang imam ketika ngimami sholat disunatkan untuk
mempercepat atau memperpendek sholat dalam arti tidak usah panjang-panjang atau
tidak usah lama-lama sebab kalau sholatnya panjang dan lama maka anak kecil,
orang tua, orang lemah dan orang sakit yang menjadi makmum sholat tidak tahan dan
tidak kuwat sholat lama-lama atau tidak kuwat sholat dengan panjang. Supaya
mereka ini bisa ikut sholat dengan situasi yang nyaman maka seorang imam sholat
diperintah memperpendek sholatnya ketika ngimami mereka yakni ketika ngimami
anak kecil, ketika ngimami orang tua, ketika ngimami orang lemah dan ketika
ngimami orang sakit praktis seorang imam harus memperdek sholatnya.
Jadi
kesimpulanya imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada
anak kecil, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada
orang tua, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada
orang yang lemah, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami
ada orang sakit. Berarti kalau yang diimami itu tidak ada anak kecil, tidak ada
orang tua, tidak ada orang lemah dan tidak ada orang sakit maka imam sholat
boleh saja ngimami sholat dengan panjang. Kalau yang diimami itu orangnya kuwat-kuwat
semua maka imam sholat boleh ngimami sholat dengan panjang. Termasuk kalau kita
sholat sendirian boleh sholat dengan panjang sekuat tenaganya tanpa ada
pembatasan. Tapi kalau sholat berjamaah dengan orang banyak dibatasi sesuai
dengan kemampuan makmum yang diimami. Kiranya seperti itu maksud hadist yang
saya baca semoga bisa kita amalkan. Sekian. Trimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar