I made this widget at MyFlashFetish.com.

Sabtu, 27 April 2013

Perintah kepada imam agar mempercepat sholat asal tetap sempurna


Oleh bapak Muntaha, S.Ag, S.Pd 
عن أبي هريرة أنّ النّبيّ صلعم قال: إذا أمّ أحدكم النّاس فليخفّف فإنّ ورائه الصغير والكبير والضّعيف والمريض فإذا صلىّ وحده فليصلّ كيف شاء
Bersumber dari Abu Huroiroh bahwa Nabi saw pernah bersabda: Apabila salah seorang dari kamu menjadi imam hendaknya mempercepat sholatnya, karena dibelakangnya ada anak kecil, ada orang tua, ada orang yang lemah, dan ada orang yang sakit. Apabila sholat sendirian ia boleh sholat sekehendak hatinya.

Penjelasan:
Hadist ini mengatur orang yang bertugas menjadi imam sholat. Orang yang bertugas menjadi imam sholat tidak boleh ngimami sholat atas dasar kemauanya sendiri semata tetapi orang yang ngimami sholat itu harus atas dasar prosedur dan petunjuk agama sebagaimana yang diterangkan dalam hadist ini. Jadi hadist ini ditujukan kepada orang yang ngimami sholat subuh, ditujukan kepada orang yang ngimami sholat dhuhur, ditujukan kepada orang yang ngimami sholat asar, ditujukan kepada orang yang ngimami sholat maghrib, dan ditujukan kepada orang yang ngimami sholat isyak. Jadi para imam sholat harus menggunakan rambu-rambu ukuran durasi waktu yang digunakan untuk ngimami perihal panjang dan pendeknya sholat yang ia imami.
Secara garis besar seorang imam yang ngimami sholat baik itu sholat subuh, sholat dhuhur, sholat asar, sholat maghrib maupun sholat isyak maka sholatnya tidak boleh diperpanjang. Sholatnya tidak boleh diperpanjang pengertianya ialah sholatnya harus diperpendek. Mengapa imam sholat yang ngimami orang banyak diperintahkan memperpendek sholatnya? Jawabnya ialah karena orang banyak yang diimami mempunyai kekuatan fisik yang berbeda-beda serta mempunyai keperluan yang berbeda-beda pula. Penjelasan dalam hadist ini orang yang diimami itu ada empat macam keadaan. Empat macam keadaan itu ialah 1. Makmum sholat itu ada yang terdiri dari anak kecil. 2. Makmum sholat itu ada yang terdiri dari orang tua. 3. Makmum sholat itu ada yang terdiri dari orang yang lemah. 4. Dan makmum sholat itu ada yang terdiri dari orang yang sakit. Karena kondisi orang yang diimami itu berfariasi maka seorang imam ketika ngimami sholat disunatkan untuk mempercepat atau memperpendek sholat dalam arti tidak usah panjang-panjang atau tidak usah lama-lama sebab kalau sholatnya panjang dan lama maka anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit yang menjadi makmum sholat tidak tahan dan tidak kuwat sholat lama-lama atau tidak kuwat sholat dengan panjang. Supaya mereka ini bisa ikut sholat dengan situasi yang nyaman maka seorang imam sholat diperintah memperpendek sholatnya ketika ngimami mereka yakni ketika ngimami anak kecil, ketika ngimami orang tua, ketika ngimami orang lemah dan ketika ngimami orang sakit praktis seorang imam harus memperdek sholatnya.
Jadi kesimpulanya imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada anak kecil, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada orang tua, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada orang yang lemah, imam tidak boleh ngimami dengan panjang apabila yang diimami ada orang sakit. Berarti kalau yang diimami itu tidak ada anak kecil, tidak ada orang tua, tidak ada orang lemah dan tidak ada orang sakit maka imam sholat boleh saja ngimami sholat dengan panjang. Kalau yang diimami itu orangnya kuwat-kuwat semua maka imam sholat boleh ngimami sholat dengan panjang. Termasuk kalau kita sholat sendirian boleh sholat dengan panjang sekuat tenaganya tanpa ada pembatasan. Tapi kalau sholat berjamaah dengan orang banyak dibatasi sesuai dengan kemampuan makmum yang diimami. Kiranya seperti itu maksud hadist yang saya baca semoga bisa kita amalkan. Sekian. Trimakasih.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar