Boleh hukumnya berjalan satu sampai dua langkah dalam sembahyang
Bapak Muntaha,S.Ag,S.Pd
أخبرنا عبد العزيز بن أبي حازم : لقد
رأيت رسول الله صلعم قام على المنبر فكبّر وكبّر الناس وراءه. وهو على المنبر ثمّ
رفع فنزل القهقرى حتّى سجد في أصل المنبر ثمّ عاد حتّى فرغ من آخر صلاته (رواه مسلم)
Bersumber
dari Abdul Aziz bin Abu Hazim sesungguhnya aku melihat Rasulullah saw
sembahyang diatas mimbar sembari membaca takbir yang kemudian diikuti oleh
jamaah. Setelah beberapa lama sembahyang diatas mimbar beliau kemudian turun
dari mimbar untuk melakukan sujud dibawah mimbar. Kemudian beliau mengulanginya
lagi sampai beliau rampung dari sembahyangnya. (HR.Muslim)
Penjelasan:
Hadist meniko maringi pelajaran dumateng kito bab masalah hukum bolehnya
berjalan saat kita melakukan sembahyang yaitu berjalan satu sampai dua langkah
karena suatu sebab. Dalam situasi ingkang normal sembahyang meniko mboten
angsal pindah tempat, Dalam situasi ingkang normal sembahyang meniko mboten
angsal bergeser kekanan atau kekiri, dan Dalam situasi ingkang normal sembahyang
meniko mboten angsal berjalan melangkah kedepan atau berjalan mundur
kebelakang. Dados menurut ketentuan awal sembahyang meniko kedah berdiam diri
ditempat dengan khusuk tidak boleh bergerak bergeser kekanan dan kekiri serta
tidak boleh bergerak berjalan maju kedepan atau mundur kebelakang.
Tapi
sebab-sebab tertentu sing asale gak oleh iso dadi oleh. Ateges sembahyang iku
oleh geser kekanan oleh geser kekiri oleh maju kedepan ugo oleh mundur
kebelakang. Supoyo iso jelas sing luwih gamblang perlu dipun paringi contoh. Umpamane sampean
sembahyang banjur barisan nok ngarepe sampean iku ono sing bolong mongko
sampean oleh mlaku mlangkah maju mengarep ngebeki barisan sing bolong mau
enggemeniko dilakukan sambil sembahyang. Nek kapan wong mau gak ngerti ilmu fiqih
senajan ngerti utowo senajan weroh barisan nek ngarepe bolong mesti disawang
wae tapi nek kapan wong mau ngerti fiqih begitu melihat barisan dedepanya
bolong maka dia akan bergeser yaitu bergerak melangkah maju kedepan sambil
sembahyang untuk menutup barisan yang kosong didepanya. Pemahaman yang seperti
ini dikiaskan dengan sembahyang Rosulullah saw dimana Rosulullah saw itu pernah
sembahyang dengan bergeser tempatnya enggemeniko tempat berdirinya Rosulullah
dengan tempat sujudnya Rosulullah dilakukan ditempat yang berbeda ateges
Rosulullah bergerak pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain antara
beridiri dan sujudnya yakni berdirinya dilakukan diatas mimbar dan sujudnya
dilakukan dibawah mimbar. Tentunya hal ini dilakukan oleh Rosul karena ada
sebab-sebab tertentu. Selagi tidak ada sebab posisi sembahyang kita harus diam
ditempat tapi kalau ada sebab posisi sembahyang kita boleh bergerak,boleh bergeser
dan boleh berpindah dari tempat yang satu ketempat lainya. Kiranya seperti itu
yang dimaksud hadist yang saya baca semoga bisa kita fahami untuk diamalkan
bersama. Amin Trimakasih.wass.